Search me'

Friday, August 10, 2012

Me You n our similarity,. Dua


 -Dua- present-
Sama, Aku Kamu sama, Kusuka itu, aku kamu bisa membuat samua hal menjadi sama. Bahkan sampai membuat kita muak akan kesamaan dan berharap kita sedikit beda. Sampai akhirnya kita menemukan beda. Schizophrenia.
    Sudah sekitar 2 bulan terakhir ini aku mengetahui bahwa pacarku merupakan teman kecilku yang hilang. Selama ini aku hanya tahu bahwa kami memiliki banyak sekali kesamaan. Mulai dari tanggal lahir, umur, warna rambut yang agak kecoklatan, iris mata yang hitam pekat, dagu yang terbelah, dan tiga buah tahi lalat sejajar di leher depan. Tidak hanya kesamaan fisik itu saja, kami juga mempunyai kesamaan lainnya seperti sama-sama kuliah difakultas Kedokteran, menyukai jenis musik yang sama, lagu yang sama, novel yang sama, warna yang sama seperti biru, kebiasaan bodoh sama seperti menempelkan bekas kertas kado didinding kamar, mengoleksi tiket bioskop dan konser musik sampai kebiasaan melihat ke atas saat sedang menjelaskan sesuatu. Dan satu kesamaan yang sering membuatku merinding ketika aku memikirkannya, cerita yang kuperoleh pada saat aku mengobrol dengan shinta, sepupu ale, fakta bahwa kami lahir dirumah sakit yang sama oleh dokter yang sama dan berada dalam 1 inkubator bayi sama setelah masa post resusitasi. Entah apa yang kami obrolkan dulu sering membuat aku menelan diazepam agar pikiran aneh itu hilang.
Ku suka kau aku sama. Bukan hanya dari kesamaan kita sebagai manusia. Lebih dari itu. Kita punya satu nyawa sama namun terpisah dua raga. Karena itu aku sangat takut waktu dimana kamu menghilangkannya.”
Satu hal yang aku berpegang erat padanya untuk mencintaimu, Kau percaya padaku seperti percayanya seorang bocah kecil lugu. Tidak peduli mungkin kepercayaanmu bisa membuat hidupmu berakhir mengenaskan ditanganku” U do Have Faith To me. I love You.
       sesaat aku ingin mengenang masa aku dan dia bertemu, 3 tahun yang lalu, Taman medika kampus kita tercinta. merupakan suatu skenario maha kompleks atau bukan, yang jelas aku bertemu dengan dia saat OSPEK kampus. Dia merupakan anak Jawa kelahiran Sumatra. Sedangkan aku asli jawa menetap dikota dimana kampus kami berada, jogjakarta. Kebetulan kami 1 grup OSPEK. Dimana saat itu aku ditunjuk sebagai ketua grup, sialnya memaksaku untuk mengenal teman-temanku 1 grup. tidak ada yang beda, 8 formasi  orang tersusun dari wanita dan pria berkacamata. fisik tambun yang terawat, garis wajah yang segar kesan tidak tergores roma kelelahan dan perjuangan, gadget paling anyar yang tak pernah lepas dari genggamannya. tipikal, anak FK manja. sampai aku tersadar ada orang ke-9, raut wajah yang tak menunjukkan emosi apa-apa, garis wajah tegas, dengan pembawaan yang sangat tenang.

"First impression can be quite important, Everyone stereotypes everyone on his first impression, even we are reluctant to do it. we all get a first impression of a new person that creates a mental image of his/her personaliy in our minds".
"That image of you often last and can affect the relationship that follows."
Tidak terbayangkan dulu kesan pertamaku melihatnya. Bukan seperti melihat sosok mahasiswa baru normal berkacamata, ceria, aktif, dan antusias menyambut hari perdananya di Universitas. Dia malah seperti anak baru lulus SD. terlihat dari sifatnya yang cuek dan egois, cara bicaranya yang cepat dan tidak jelas, dan satu lagi kerjasamanya yang buruk. Ya dia memang terlihat jauh lebih muda dari umurnya. Individu yang susah merasa nyaman bersamanya, bukan karena sifatnya yang kekanakan dan menyebalkan, tapi cenderung ke atensinya yang seolah-olah menciptakan atmosfir pribadi yang menghancurkan benda apapun yang akan masuk dalam planetnya. ale, aku mencitainya.
Continued>>>
       

No comments:

Post a Comment